Sabtu, 17 Maret 2012

Jumat, 14 Januari 2011
Oleh Agus Nuryatin
Puisi adalah karya satra yang singkat dan padat. Singkat dalam pengetian
bentuknya relatif pendek dibanding dengan bentuk teks prosa dan drama. Padat dalam pengertian kata-kata pembentuknya mengandung makna yang luas dan mendalam. Dikaitkan dengan penulisnya puisi adalah sarana ekspresi perasaan dan pemikiran penulisnya. Puisi dapat juga digunakan sebagai sarana komunikasi. Puisi oleh penulisnya dijadikan sarana mengomunikasikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya kepada para pembaca.
Dikaitkan dengan pembacanya puisi adalah sarana memperoleh informasi perasaan dan pemikiran penulisnya. Melalui puisi pembaca dapat mengetahui tentang sesuatu. Pembaca dapat belajar tentang sesuatu dari puisi yang dibacanya.
Horatius menyatakan bahwa karya sastra berfungsi dulce et utile. Karya sastra memberi kesenangan dan kegunaan. Bagi penyair, melalui puisi yang ditulisnya dia dapat menyampaikan nilai-nilai tertentu melalui pemilihan dan penyusunan kata-kata dengan cara yang indah. Bagi pembaca, melalui puisi dia dapat memperoleh nilai-nilai tertentu melalui rangkaian kata-kata.
Menurut Airtoteles karya sastra dapat berfungsi sebagai katarsis. Karya sastra dapat dijadikan sebagai “pembersih batin”, baik bagi penulisnya maupun bagi pembacanya. Bagi penulisnya, puisi dapat digunakan sebagai sarana untuk mengungkapkan segala persoalan yang menghimpit dan menekan perasaan dan pemikirannya. Bagi pembaca, puisi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang dapat dijadikan sebagai penyalur hal-hal yang menjadi beban perasaan dan pemikirannya.
B. Watak dan Pendidikan Watak
Watak adalah istilah lain dari karakter. Karakter, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Berkarakter berarti mempunyai tabiat; mempunyai kepribadian, Watak/karakter adalah sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis, integrasi pernyataan dan perbuatan/tindakan.
Pendidikan watak mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja sama dalam keluarga, masyarakat, dan Negara serta membantu individu untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ada empat jenis pendidikan watak, yakni sebagai berikut.
1) Pendidikan watak berbasis nilai religious, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral).
2) Pendidikan watak berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa budi pekerti, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi budaya).
3) Pendidikan watak berbasis lingkungan (konservasi lingkungan).
4) Pendidikan watak berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).
Pendidikan watak berbasis potensi diri adalah proses kegiatan yang dilakukan
dengan segala daya upaya (1) secara sadar dan terencana untuk mengarahkan anak didik agar mereka mampu mengatasi diri (2) melalui kebebasan (3) dan penalaran (4) serta mengembangkan segala potensi diri (5) yang dimiliki anak didik.
Pendidikan watak berbasis potensi diri merupakan proses kegiatan yang mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan budaya harmoni yang selalu mengajarkan, membimbing, dan membina setiap manusia untuk memiliki kompetensi intelektual (kognitif), karakter (affective), dan kompetensi keterampilan mekanik (psychomotoric).
Ada beberapa strategi pendidikan watak yaitu sebagai berikut.
1. Strategi pendidikan watak melalui Value Clarification and Moral Development Approach. Tujuan: Mengembangkan potensi akademik menuju self actualization.
2. Strategi pendidikan watak melalui Self Esteem Approach. Tujuan: Mengembangkan sikap dan kesadaran akan harga diri.
3. Strategi pendidikan watak melalui Multiple Talent Approach (Mind Mapping). Tujuan: Mengembangkan seluruh potensi anak didik merupakan manifestasi pengembangan potensi akan membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
4. Strategi pendidikan watak melalui Multiple Talent Approach (Multiple Intelligence) Tujuan: Mengembangkan seluruh potensi anak didik, merupakan manifestasi pengembangan potensi membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
5. Strategi pendidikan watak melalui Multiple Talent Approach (Public Speaking) Tujuan: Mengembangkan seluruh potensi anak didik, merupakan manifestasi pengembangan potensi membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
6. Strategi pendidikan watak melalui Multiple Talent Approach (Effective Thinking) Tujuan: Mengembangkan seluruh potensi anak didik, merupakan manifestasi pengembangan potensi membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
7. Strategi pendidikan watak melalui Multiple Talent Approach (Editing) Tujuan: Mengembangkan seluruh potensi anak didik, merupakan manifestasi pengembangan potensi membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
8. Strategi pendidikan watak melalui Creative Approach Tujuan: Mengembangkan cara mengatasi masalah.
9. Strategi pendidikan watak melalui Pictorical Riddle Approach Tujuan: Mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam kelompok kecil, untuk membantu meningkatkan berpikir kritis dan efektif.
10. Strategi pendidikan watak melalui Inquiry Approach. Tujuan: Menggunakan proses mental untuk menemukan prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi ilmiah.
11. Strategi pendidikan watak melalui Synectics Approach. Tujuan: Mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka intelegensi dan mengembangkan kreativitas.
C. Puisi dan Pendidikan Watak
Puisi dapat digunakan sebagai sarana pembentukan watak, Pembentukan watak
melalui puisi dapat ditempuh melalui jalur pendidikan. Dalam jalur pendidikan pembentukan watak melalui puisi dapat dilakukan lewat jalur pengajaran.
Pengajaran puisi dalam rangka membentuk watak siswa daqpat ditempuh melalui proses reseptif dan ekspresif. Proses reseptif dapat berupa pembelajaran apresiasi puisi, Proses ekspresif dapat berupa pembelajaran menulis puisi.
Melalui apresiasi puisi siswa dibimbing untuk memperoleh nilai-nilai positif dari puisi yang mereka baca atau dengar. Melalui menulis puisi siswa dibimbing untuk menyalurkan segala perasaan dan pemikiran mereka tentang segala sesuatu dalam puisi secara cerdas, arif, dan bijaksana.
Adapun proses pembelajarannya dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Di antaranya bias dipilih beberapa yang telah terpapar pada bagian B di muka.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Khan, Dr. D. Yahya, M.Pd. Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri. Yogyakarta: Pelangi
Publising.
Nuryatin, Agus. 2010. “Sastra sebagai Mata Pelajaran Vokasi dan Media Pendidikan Watak”.
Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Sastra Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Semarang, Semarang: Universitas Negeri Semarang
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya –
Girimukti Pasaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar